Blessing Based Spiritual Nurture

TERPELESET KULIT JERUK

KETIKA MENYEPELEKAN SESUATU, KITA MENJADI MUDAH LENGAH;
DI SITU BAHAYA MENGINTIP

Nats: Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya (1 Samuel 17:42)

Pada tahun 1911, Bobby Leach, seorang stuntman, terjun di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja yang dirancang khusus. Ia selamat dan hanya mengalami cedera ringan. Kisah keberaniannya menjadi buah bibir di mana-mana. Beberapa tahun kemudian, Bobby Leach diberitakan meninggal dunia di New Zealand. Penyebabnya “sederhana”. Saat berjalan kaki di New Zealand, ia terpeleset kulit jeruk. Jatuh.
Patah kaki parah. Akhirnya meninggal karena komplikasi.

Kita bisa saja sanggup menghadapi bahaya besar, tetapi justru kalah dengan tantangan kecil. Kita siap berhadapan dengan masalah besar, tetapi malah kelimpungan ketika berhadapan dengan masalah sepele. Kita bisa tegar menahan gempuran “air terjun Niagara”, tetapi tidak berdaya karena “kulit jeruk”. Begitulah risiko kalau kita lalai, menganggap remeh, atau merasa hebat.

Itu juga yang terjadi pada Goliat ketika menghadapi Daud. Ia menganggap remeh “anak kecil” yang kemerahan dan elok parasnya itu (ayat 43). Merasa “besar” dan sanggup “menanganinya” dengan mudah. Namun, sejarah mencatat akhir tragis dari sang pendekar kebanggaan bangsa Filistin itu. Sebetulnya Goliat telah kalah sebelum batu umban Daud menghantamnya, yaitu saat ia lengah dan meremehkan lawannya.

Jadi, selalu waspada itu penting; dalam setiap keadaan dan kesempatan. Jangan sampai kita lengah. Jangan mudah menggampangkan sesuatu. Jangan menyepelekan tantangan sekecil apa pun. Kelengahan adalah awal dari kejatuhan. Ingat, bahkan kulit jeruk pun bisa menewaskan seorang Bobby Leach.

1Samuel 17:40-58

40. Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya
dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam
kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang
umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang
Filistin itu.
41 Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di
depannya orang yang membawa perisainya.
42 Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud
serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda,
kemerah-merahan dan elok parasnya.
43 Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka
engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya
orang Filistin itu mengutuki Daud.
44 Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku,
maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara
dan kepada binatang-binatang di padang.”
45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau
mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku
mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala
barisan Israel yang kautantang itu.
46 Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam
tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu
dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat
tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada
binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel
mempunyai Allah,
47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN
menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab
di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke
dalam tangan kami.”
48. Ketika orang Filistin itu bergerak maju untuk menemui Daud,
maka segeralah Daud berlari ke barisan musuh untuk menemui orang
Filistin itu;
49 lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya,
diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah
dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam
dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah.
50 Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan
umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan
membunuhnya, tanpa pedang di tangan.
51 Daud berlari mendapatkan orang Filistin itu, lalu berdiri di
sebelahnya; diambilnyalah pedangnya, dihunusnya dari sarungnya,
lalu menghabisi dia. Dipancungnyalah kepalanya dengan pedang itu.
Ketika orang-orang Filistin melihat, bahwa pahlawan mereka telah
mati, maka larilah mereka.
52 Maka bangkitlah orang-orang Israel dan Yehuda, mereka
bersorak-sorak lalu mengejar orang-orang Filistin sampai dekat
Gat dan sampai pintu gerbang Ekron. Dan orang-orang yang terbunuh
dari orang Filistin bergelimpangan di jalan ke Saaraim, sampai
Gat dan sampai Ekron.
53 Kemudian pulanglah orang Israel dari pemburuan hebat atas
orang Filistin, lalu menjarah perkemahan mereka.
54 Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya
itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu
ditaruhnya dalam kemahnya.
55 Ketika Saul melihat Daud pergi menemui orang Filistin itu,
berkatalah ia kepada Abner, panglima tentaranya: “Anak siapakah
orang muda itu, Abner?” Jawab Abner: “Demi tuanku hidup, ya raja,
sesungguhnya aku tidak tahu.”
56 Kemudian raja berkata: “Tanyakanlah, anak siapakah orang
muda itu.”
57 Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu,
maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang
kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.
58 Kata Saul kepadanya: “Anak siapakah engkau, ya orang muda?”
Jawab Daud: “Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu.”

March 9, 2008 - Posted by | Renungan

No comments yet.

Leave a comment